KONSEP PEMBELAJARAN BERBASIS TIK
ICT
Based Learning atau pembelajaran berbasis Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) menggambarkan kecanggihan teknologi dalam pembelajaran.
Peluang baru yang dijanjikan teknologi ini sangat luas. Kreativitas
pendidik menjadi penting, karena tanpanya teknologi ini tidak berarti
apa-apa.
Peran
TIK dalam pembelajaran hanya sebatas sebagai alat bantu. Pendidik yang
menguasai alat bantu TIK dengan baik akan menghasilkan media
pembelajaran yang baik pula. Dengan kata lain, TIK bukanlah pengganti
pendidik justru pendidik lah yang menjadikan TIK berperan dalam
pembelajaran.
A. Definisi Konseptual Pembelajaran Berbasis TIK
Pembelajaran
berbasis TIK adalah upaya memanfaatkan kemajuan TIK untuk mendukung
proses pembelajaran. TIK berperan sebagai alat bantu bukan sebagai
subyek utama. Dalam pembelajaran berbasis TIK, TIK berperan sebagai
media penghubung untuk menyampaikan transfer ilmu pengetahuan dari
pendidik kepada peserta didik. Terdapat dua unsur penting dari proses
transfer ilmu pengetahuan tersebut yaitu unsur media dan pesan yang
disampaikan melalui media tersebut.
Unsur
media menggambarkan TIK sebagai jaringan infrastruktur yang
menghubungkan pendidik dengan peserta didik, sedangkan unsur pesan
menggambarkan konten pembelajaran digital.
B. Definisi Operasional Pembelajaran Berbasis TIK
Secara operasional, yang dimaksud dengan pembelajaran berbasis TIK adalahaktivitas
pembelajaran yang didukung oleh infrastruktur TIK, menggunakan aplikasi
pengelolaan pembelajaran, menggunakan aturan tata kelola yang
ditetapkan, dan menggunakan konten digital (Digital Based Content) yang merupakan bahan pengayaan pembelajaran tatap muka di dalam kelas.
Infrastruktur
TIK yang dimaksud dalam definisi ini meliputi, jaringan komputer yang
dimiliki sekolah, Komputer Server, koneksi internet, area hotspot, dan
Komputer Client untuk pendidik dan peserta didik.
Aplikasi
pengelolaan pembelajaran (sering juga disebut sebagai Learning
Management System) adalah program komputer yang dibangun untuk melayani
pembelajaran berbasis TIK berdasarkan aturan tata kelola yang
ditetapkan. Program komputer yang dimaksud tidak hanya mengelola konten
pembelajaran tetapi termasuk juga alur kerja (workflow) proses
pembelajaran, rekam jejak (track record) aktivitas belajar peserta
didik, dan rekam jejak hasil belajar peserta didik. Karekteristik yang
harus dimiliki oleh aplikasi pengelolaan pembelajaran ini adalah Student
Self Service, Online Learning, Online Assessment, Collaborative
Learning, dan Training Resourcess Management.
Tata
kelola yang dimaksud dalam definisi ini adalah standar operasinal dan
prosedur yang disepakati dalam pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK.
Tata kelola ini ditetapkan dan didiseminasikan ke seluruh warga sekolah.
Tata kelola ini akan menjadi acuan pelaksanaan pembelajaran berbasis
TIK sesuai dengan kondisi sekolah masing-masing.
Konten
digital (Digital based content) dapat dibuat sendiri oleh pendidik,
atau diperoleh dari internet dan sumber-sumber sah lainnya.
C. Strategi Pengembangan Konten Digital
a. Karakteristik konten digital
Konten
digital yang dapat digunakan dalam Learning Management System memiliki
banyak format, namun setidak-tidaknya memiliki lima karakteristik:
1. Accessibility, artinya konten tersebut dapat diakses dari suatu lokasi dan dikirimkan ke lokasi lain.
2. Interoperability,
artinya konten dapat diambil dari suatu lokasi dan digunakan di tempat
lain dengan tool atau platform yang berbeda.
3. Durability, artinya konten dapat bertahan dari perkembangan dan perubahan teknologi.
4. Reusability, artinya konten dapat digunakan kembali untuk pengembangan selanjutnya.
5. Cost Effectiveness, artinya konten dapat meningkatkan efisiensi dan peroduktivitas dengan mengurangi biaya dan waktu.
b. Format dasar konten digital
Terdapat
banyak format konten digital yang harus dikenali oleh sekolah sebelum
melaksanakan pembelajaran berbasis TIK. Pengetahuan ini akan banyak
membantu dalam merumuskan strategi akuisisi kepemilikan konten digital
dalam mendukung pelaksanaan pembelajaran berbasis TIK.
1. e-book
Salah
satu bentuk konten digital, dikenal dengan nama e-book. Format utama
e-book adalah bentuk pdf (portable document format). Format dokumen ini
sangat mudah cara pembuatannya. Beberapa aplikasi perkantoran umum sudah
dilengkapi dengan fitur untuk menyimpan dalam format pdf.
Format
ini adalah bentuk konten digital yang paling mudah untuk dibuat oleh
pendidik. Mereka hanya perlu mengetikkan naskah bahan ajarnya di dalam
aplikasi perkantoran biasa, kemudian disimpan dalam format pdf. Format
pdf inilah yang dipublikasi sebagai e-book.
2. e-audio-book
Bentuk
lain konten digital dinamakan e-audio-book. Sebuah fungsional buku
disimpan dalam bentuk suara. Pembuatan e-audio-book juga sangat mudah,
hanya membutuhkan perekam digital yang saat ini sudah banyak disediakan
oleh program komputer yang terpasang di komputer maupun laptop.
Format
ini juga mudah untuk dibuat oleh pendidik. Mereka hanya perlu merekam
suara yang menjelaskan isi suatu topik matapelajaran dan disimpannya
sebagai konten digital audio.
3. Animasi
Animasi
adalah gambar bergerak. Dibuat untuk menggambarkan secara visual suatu
topik matapelajaran. Untuk membuat animasi, diperlukan keahlian khusus
sehingga tidak semua orang dapat membuat animasi topik matapelajaran
ini.
4. Video Pembelajaran
Video
adalah gambar bergerak hasil tangkapan kamera video. Sebuah kejadian
yang diabadikan menggunakan kamera video dapat dijadikan sebagai video
pembelajaran jika sesuai dengan topik matapelajaran tertentu dalam suatu
kurikulum.
Video
pembelajaran dapat berbentuk sangat sederhana. Misalnya, video yang
memperkenalkan perangkat microscope dapat dikategorikan sebagai video
pembelajaran. Setiap pendidik dapat membuat berbagai macam jenis video
pembelajaran, dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks.
Kadangkala,
video pembelajaran yang kompleks diperoleh dari siaran televisi. Dengan
bantuan TV tuner, siaran televisi tersebut dapat direkam kemudian
diedit untuk disesuaikan dengan topik matapelajaran yang sesuai.
D. Kategori Sekolah dan Pemilihan Model Pembelajaran Berbasis TIK
Sekolah
dengan kondisi infrastruktur TIK minimum, tentu memiliki karakteristik
model pembelajaran berbasis TIK yang berbeda dengan sekolah dengan
kondisi infrastruktur TIK mapan. Pemilihan model yang salah justru akan
menjadikan gagalnya upaya implementasi pembelajaran berbasis TIK di
sekolah tersebut. Untuk itu diperlukan rambu-rambu yang harus dipatuhi
sekolah dalam implementasi pembelajaran berbasis TIK.
Berikut ini adalah tingkatan-tingkatan sekolah sesuai kondisi infrastruktur TIK-nya:
1. Tingkatan A (Advanced)
Tingkatan
A merupakan sekolah yang mapan dalam infrastruktur, tata kelola, SDM,
dan konten. Sekolah yang termasuk tingkatan ini diharapkan dapat menjadi
pusat panutan (center excellence) bagi sekolah-sekolah di sekitarnya
dengan meningkatkan kualitas pembelajaran elearning baik dari segi
konten maupun infrastruktur.
2. Tingkatan B (Medium)
Tingkatan
B merupakan sekolah yang mapan dalam infrastruktur, sudah terdapat tata
kelola namun belum maksimal dalam pengembangan konten. Sekolah yang
termasuk kategori ini seyogianya fokus terhadap program pengembangan
konten.
3. Tingkatan C (Novice)
Tingkatan C merupakan sekolah yang belum mapan dalam infrastruktur dan aspek-aspek lainnya.
Sekolah
yang termasuk kategori ini seyogianya fokus terhadap pembangunan
infrastruktur terlebih dahulu. Sementara konten dan tatakelola bisa
mengacu ke sekolah yang sudah lebih mapan.
Pemanfaatan
pembelajaran TIK di sekolah merupakan salah satu upaya pemerintah dalam
rangka mendayagunakan media teknologi informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan kualitas pendidikan. Keberhasilan kegiatan ini sangat
tergantung pada komitmen dari berbagai pihak (kepala sekolah, guru,
orang tua murid, siswa, dll). Untuk itu kerjasama dan dukungan dari
berbagai pihak terkait sangat diperlukan demi suksesnya pelaksanaan
kegiatan.
Pelaksanaan
pemanfaatan TIK untuk Sekolah dilakukan dengan mekanisme yang berlaku,
untuk itu prinsip-prinsip pelaksanaan kegiatan seperti transparansi,
akuntabilitas, efesien, efektif dan tepat sasaran perlu diterapkan
dengan sebaik-baiknya.
0 komentar:
Posting Komentar